POTENSI KOMPONEN BIOAKTIF UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI KULIT BUAH AREN (ARENGA PINNATA MERR.) DENGAN BERBAGAI MACAM PELARUT TERMODIFIKAS

  • Refi Arioen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai
  • Indriyani Fakultas Teknik, Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai
Keywords: Arenga pinnata Merr, bioactive component, antimicrobial

Abstract

Buah aren atau yang lebih dikenal kolang kaling (Arengapinnata Merr) merupakan salah satu komoditas hutan di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Buah aren atau yang kerap disapa kolang kaling diselubungi oleh kulit buah yang cukup keras dan diduga mengandung komponen bioaktif yang berpotensi digunakan sebagai bahan bahan pengawet dan penghambat pertumbuhan bakteri pathogen atau sebagai antimikroba. Sampai saat ini para ahli mikrobiologi pangan telah meneliti dan menemukan aktivitas antimikroba pada beberapa jenis tanaman pangan, tanaman obat, tanaman untuk jamu, dan rempah rempah, diantaranya mengandung beberapa komponen fenolik termasuk flavonoid, beberapa minyak ensensial tanaman dan senyawa senyawa melanoidin Ditinjau dari keuntungan farmakologis, banyak penelitian mikrobiologi pangan masih mengabaikan jenis jenis tanaman hutan yang diduga juga sangat berpotensi sebagai sumber bahan bahan anti mikroba Menurut wilkins dan Board terdapat lebih 1389 jenis tanaman yang berpotensi sebagai sumber bahan anti mikroba (Nychas, 1995). Salah satu bahan alam yang berpotensi mempunyai aktivitas sebagai pengawet alami adalah Buah Aren dikarenakan kulit buah aren mengandung senyawa-senyawa aktif diantaranya fenolik, tannin, flavonoid, saponin, steroid dan alkaloid  yang bermanfaat sebagai penghambat pertumbuhan mikroba untuk bahan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan senyawa bioaktif yang terdapat pada kulit buah aren. Analisis yang dilakukan addalah meliputi analisisis fitokimia, alkaloid, flavanoid, saponin, dan triterpenoid dilakukan dengan metode Harbone. Hasil analisis menunjukkan, kulit buah kolang kaling mengandung total alkaloid 930,12 mg/g, total fenol  1,47 mg/g dan kadar tannin 1,16 mg/g. Selanjutnya perlu dikaji potensi ekstrak kulit buah kolangkaling tersebut sebagai bahan antimikroba.

References

Chinnici, F., Bendini, A., Gaiani, A. & C. Riponi. 2004. Radical scavenging activities of peels and pulps from cv. Golden Delicious apples as related to their phenolic composition. J. Agric. Food. Chem., 52:4684-4689.

Arioen R 2011. Kajian Perlakuan Awal Secara Basa Dan Enzimatis Untuk Menghidrolisis Ampas Tebu Menjadi Gula Reduksi. Tesis, Fakultas Pertanian, Teknologi Agroidustri. Universitas Lampung.

Brokeeker, D.B., F.F. Bakker-Arkema, and C.W. Hall. 1992. Drying and Storage of Grains and Oilseeds. Van Nostrad reihold, New York, NJ.

Danarto YC, Prihananto SA, Pamungkas ZA. 2011. Pemanfaatan tanin dari kulit kayu bakau sebagai pengganti gugus fenol pada resin fenol formaldehida. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Yogyakarta.

Greenberg, Arnold E., Lenore S. Cleserl and Andrew D. Eaton. 1992. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. Wangshinton : Americn Public Health Association.3-11

Harris, T.N. 1994. Developmental and Germination Studies of the Sugar Palm (Arenga Pinnata Merr.) Seed.PhD Universiti Putra Malaysia.

Chinnici, F., Bendini, A., Gaiani, A. & C. Riponi. 2004. Radical scavenging activities of peels and pulps from cv. Golden Delicious apples as related to their phenolic composition. J. Agric. Food. Chem., 52:4684-4689.

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Falah, S., Safithri, M., Katayama, T., & T. Suzuki. 2010. Hypoglycemic Effect of Mahogany (Swietenia macrophylla King) Bark Extracts in Alloxan-induced Diabetic Rats, Wood Research Journal, 1: 89-94.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Penerbit ITB, Bandung.

Lailatul, H.Q., Masruri dan E. P. Utomo. 2014. Skrining Fitokimia Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Dari Kulit Batang Mahoni (Swietenia mahagony Jacq.). Kimia Student Journal, 2 (2): 480 – 484

Madigan M.T., Martinko J.M., Stahl D.A., & D.P. Clark . 2012. Biology of Microorganism. 13th ed. Pearson, San Francisco.

Maliana, Y., Khotimah, S., & F. Diba. 2013. Akti Aktivitas Antibakteri Kulit Garcinia Mangostana Linn. terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan Enterobacter Dari Coptotermes Curvignathus Holmgren. Jurnal Protobiont, 2 (1): 7 – 11.

Murhadi 2002. Isolasi dan karakterisasi komponen antibakteri dari biji Atung (Pparinarium glaberri haskk). IPB. Bogor

Nugraheni, M. 2011. Potensi Kulit Buah dan Sayuran Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif Pencegah Penyakit Degeneratif. Presentasi Seminar “Wonderful Woman”, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tanggal 3 Desember 2011.

Perry, J.J., Staley, J.T., & Lory, S. 2002. Microbial Life. Sinauer Associates, Massachusetts.

Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Penerbit ITB, Bandung.

Sangi, M., Runtuwene, M.R.J., Simbala H.E.I., & V.M.A. Makang. 2008. Analisis FitokimiaTumbuhan Obat di kabupaten Minahasa Utara. Chem. Prog., 1(1):47-53.

Snyder, C. R., Kirkland, J. J., & J. L. Glajach. 1997. Practical HPLC Method Development, Second Edition. John Wiley and Sons, New York Inc.

Subeki, M., Matsuura, Y., Nabeta, K,. & K. Katakura. 2006. Isolation and Identification of Antibabesial Compound from Brucea javanica Fruit. Isolation and Identification of Antibabesial Compound from Brucea javanica Fruit.

Sunanto, H. 1993. Aren Budidaya dan Multigunanya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Published
2023-02-14
How to Cite
Refi Arioen, R. A., & Indriyani, I. (2023). POTENSI KOMPONEN BIOAKTIF UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI KULIT BUAH AREN (ARENGA PINNATA MERR.) DENGAN BERBAGAI MACAM PELARUT TERMODIFIKAS. Journal of Scientech Research and Development, 4(2), 332-342. https://doi.org/10.56670/jsrd.v4i2.82