PEMETAAN KAWASAN LONGSOR KECAMATAN TANJUNG GADANG, KABUPATEN SIJUNJUNG

  • Raafi Alfarizi Teknik Geodesi, Institut Teknologi Padang, Sumatera Barat
  • Leli Honesti Teknik Geodesi, Institut Teknologi Padang, Sumatera Barat
  • Defwaldy Teknik Geodesi, Institut Teknologi Padang, Sumatera Barat
  • Dwi Marsiska Driptufany Teknik Geodesi, Institut Teknologi Padang, Sumatera Barat
  • Saiyidinal Fikri Teknik Geodesi, Institut Teknologi Padang, Sumatera Barat
Keywords: pemetaan,, longsor,, skoring,, pembobotan,, overlay

Abstract

Bencana alam merupakan salah satu fenomena alam yang dapat terjadi setiap saat, dimanapun dan kapanpun, sehingga dapat menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan masyarakat. Untuk itu perlu di buatkan informasi spasial daerah yang rawan longsor, dimana Informasi spasial longsor sangat dibutuhkan dalam menyusun tataruang wilayah sebagai implementasi perencanaan tata ruang yang berwawasan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat kerawanan longsor dan sebaran kawanan potensi rawan longsor di Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung. Metode yang digunakan dalam pengolahan data spasial pada penelitian ini yaitu metode scoring, pembobotan dan dilakukan overlay, menggunakan beberapa parameter yaitu kemiringan lereng, tutupan lahan, curah hujan, jenis tanah dan jenis batuan. Hasil dari penelitian ini adalah peta rawan longsor di Kecamatan Tanjung Gadang dengan hasil analisis perhitungan dan penjumlahan sesuai dengan luas masing-masing klasifikasi tingkat kerawanan aman, rawan, dan sangat rawan adalah 2.04 Ha, 34877.24 Ha, dan 9039.27 Ha dengan jumlah total luas keseluruhan berpotensi longsor dan tidak berpotensi longsor yaitu 43916.51 Ha, dan 2.04 Ha. Adapun jumlah total luas keseluruhan Kecamatan Tanjung Gadang adalah 43918.550 Ha. Sedangkan untuk sebaran rawan longsor di Kecamatan Tanjung Gadang untuk tingkat kerawanan aman tersebar di Nagari Sibakur, dan Tajung Lolo, untuk mayoritas tingkat kerawanan rawan tersebar di Nagari Sibakur, Nagari Tanjung Lolo, Nagari Langki, Nagari Taratak Baru, dan Nagari Pulasan, untuk mayoritas tingkat kerawanan sangat rawan tersebar di Nagari Tanjung Gadang, Nagari Timbulun, dan Nagari Pulasan.

References

Arridha, Rizki Y. 2019. Sistem Informasi Geografi. Departemen Geografi. Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia.
Badrudjaman, dkk. 2016. Bahaya Longsor di Daerah Vulkanik Kabupaten Sukabumi Bagian Utara. Institut Pertanian Bogor.
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2004. Manajemen Bencana Tanah Longsor. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0305/22 /0802.htm. diakses 17 Maret 2016
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80793
Emi Prasityawati Umar, dkk. 2019. Kajian Mitigasi Bencana Tanah Longsor Raus Jalan Melahu-Lasolo, Konawe Utara. Unuversitas Muslim Indonesia.
Jensen, J. R., (2007). Remote Sensing of the Environment: An enrth resource perspective 2edPrentice-Hell series in Geographic Information Science, USA
Karmawati, D, 2005, Bencana Alam Gerakan Masa Tanah di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya, Jurusan Teknik Geologi, Falkultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Nuri Iswanto Ramadhani, dkk. 2017. Indentifikasi Tingkat Bahaya Bencana Longsor, Kawasan Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawah Tengah. Institut Teknologi Sepuluh November.
Putri, A. R. (2016). Identifikasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis) (Studi Kasus: Kabupaten Kediri). Jurnal Teknik ITS, 5(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v5i2. 17237
Peraturan Menteri PU No 22/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor.
Pangaribuan, J., Sabri, L. M., & Amarrohman, F. J. (2019). Analisi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Magelang Menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan Metode Standar Nasional Indonesia Dan Analythical Hyrarchi Prosess. Jurnal Geodesi UNDIP, 8(1), 288-297. Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/22582
Ratu, Yerison Dimu, dkk. 2012. Analisis Kerapatan Jaringan Stasiun Curah hujan.
Subekti, R, et al. (2009). Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. World Agroferastry Center. Bogor. Soebowo, E. (2003). Analisa gerakan Tanah dengan Teknik Pengindaraan Jauh. Pusat Penelitian
Geoteknologi, LIPI.
Sholahuddin, M., 2009. SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir Dengan Metode Skoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara). Skripsi. Udinus: Fakultas Ilmu Komputer
Sugiharyanto. 2009. Studi Kerentanan Longsor Lahan di Kecamatan Samigaluh dalam Upaya Mitigasi Bencana Alam. Diakses pada 20 Juni 20014 dari http://artikel_kerentanan_longsor Samigaluh_socia 09_2.
Satya Nugraha Budi, dkk. 2015. Pemanfaatan Teknologi SIG Untuk Pemetaan Tingkat Ancaman Longsor di Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Universitas Negeri Semarang.
Susilo, J. 2008. Pengembangan Model SIG Penerapan Kawasan Rawan Longsor Sebagai Masukan Rencana Longsor Sebagai Masukan Rencana Tata Ruang (Studi Kasus: Kab. Tegal). Tugas Akhir Falkultas Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Semarang. Universitas Diponegoro.
Setiadi, Arfian dkk. 2012. Uji Ketelitian Hasil Rektifikasi Citra Quickbird dengan Perangkat Lunak Global Mapper. Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang.
USGS.LandsatMissions.2017. Diakses tanggal 13 Juni 2020. Wahana Komputer.2015. Pemodelan SIG untuk Mitigasi Bencana. Elex Media Komputindo, Jakarta
Published
2023-04-17
How to Cite
Raafi Alfarizi, R. A., Leli Honesti , L. H., Defwaldy, D., Dwi Marsiska Driptufany , D. M. D., & Saiyidinal Fikri , S. F. (2023). PEMETAAN KAWASAN LONGSOR KECAMATAN TANJUNG GADANG, KABUPATEN SIJUNJUNG. Journal of Scientech Research and Development, 5(1), 123 -. https://doi.org/10.56670/jsrd.v5i1.117